Powered By Blogger

Minggu, 15 April 2012


seperti halnya manusia pada umumnya.. mereka bisa merasakan sesuatu karena mereka tak lebih memiliki salah satu indera yang bisa merasakan hal yang ada disekitarnya. lebih tepatnya mungkin disebut feeling.. ini menjabarkan betapa kita bisa merasakan hal baik atau bahkan buruk yang terjadi bila kita memiliki ikatan batin dengan seseorang. ini tag tau kebetulan atau apa... disuatu malam akuu sedang bermimpi, yang mana dalam mimpiku tersebut aku sedang memuntahkan sesuatu. yang tatkala aku terbangun ternyata hal tersebut nyata.. baju yang aku kenakan basaah terkena muntahanku. pada keesokan harinya aku menemui seseorang yang aku sebut-sebut punya ikatan bati. dan tatkala aku menceritakan tentang pengalaman pribadiku dalam mimpi, dia pun menceritakan hal yang sama. yang artinya pada malam yang sama aku dan dia memiliki mimpi yang bertemakan sama.
waktupun berlalu dan malampun menjemput, pada malam berikutnya aku bermimpi. dalam mimpiku aku dia ajak seseorang menuju kerumahnya. dalam perjalanan aku dibonceng naik sepeda onthel. melewati persawahan disore hari..sungguh romantisnya.. dan pada keesokan harinya aku mendengar cerita dari orang yang aku anggap memiliki ikatan batin denngan ku itu bahwa dia memimpikan aku berda dirumahnya dan bertemu dengan ibundanya.. sungguh mimpi yang bertemakan sama lagi untuk kedua kalinya. apa maksud dari semua ini? aku dan dia pun tag mengerti.
mungkin benar kalau aku dan dia memiliki ikatan batin yaang tak dapat dinalar oleh logika, namun mungkin ikatan batin tersebut hanaya kebetulan semata saja mungkin untuk saat ini. karena dia yang aku anggap memiliki ikatan batin denganku kini telah pergi dengan keegoisannya yang menganggap dia paling benar. itu memang bisa aku rasakan karena selama aku bersamanya, dia tak bisa membedakan antara seseorang yang dia anggap sebagai sahabat ataupun seseorang yang special.
tapi untuk kejujuranku, aku tak bisa melupakan semua hal yang peernah kulakukan denganya. walaupun bibir ini mengucap tak ingin mengingat tapi hati senantiasa menolak bahkan selalu mengingatkan hal-hal yang pernah terukir dalam kenangan. ini memang sulit, karena hal yang bisa aku bilang ikatan batin ini sudah tertanam dalam dan sangat dalam.

Jumat, 13 April 2012

my family

Alhamdulilah,,kata itu yang bisa aku ucapkan untuk menunjukkan rasa syukurku kepada Allah SWT. Karena Allah telah memberikan keluarga yang utuh kepadaku. Ayah, bunda, kakak, adek, nenek n saudara yang lain.


Bunda, seseorang yang melahirkan aku diidunia. Yang mempertaruhkan hidupnya saat melahirkanku. Tak terbayang betapa sakitnya saat beliau melahirkanku. Tapi itu semua tak pernah terbesit dalam benak beliau. Melihat aku lahir dengan selamat dan sehat itu merupakan suatu kebanggan tersendiri sampai2 tak menyadari rasa sakit.

Ayah tiri, tapi aku gag pernah menganggap beliau sebagai ayah tiri karena bagiku beliau ayahku. Ya, seorang pemimpin keluarga yang benar2 teladan. Yang memang beliau memimpin sesuai dengan tuntunan yang Allah anjurkan.


Kakakku yang sedang bertugas nan jauh disana. Semakin dewasa aku menyadari bahwa semakin kita dapat mengetahui keberadaan kita. Semakin jauh pula jarak yang memisahkan kita itu takkan mampu menghalangi betapa ikatan persaudaraan yang kita miliki. Semenjak ayah kandung kita kembali ke rahmatullah, kau merupakan saudara kandungku yang bertanggung jawab. Bahkan dari mulai aku masih kecil, kau selalu menjaga aku. Menjaga aku dari orang-orang yang berniat jahat ma aku. Sampai akhirnya kita terpisah jarak. Walaupun kita terpisah jauh karena jarak, kau tetap saja memantau aku dari jauh. Aku saying kamu mas eka.


Adek bayu aji pamungkas. Kau keceriaan dalam hidupku. Semakin hari rasa sayang mbak kekamu semakin besar. Walaupun mbak sadari kalo kau berbeda ayah dengan mbak tapi itu tak kan pernah mengurangi rasa sayang mbak kekamu. Melihat kamu bisa berkembang menjadi anak yang sholeh dan cerdas mbak senang sekali. Kamu kebanggaan mbak le. Belajar yang rajin ya le, buat ayah bunda mas eka n mbak ayuk menangis terharu karena prestasimu.
Bekti, adek tiriku dari ayah. Walaupun kamu adek tiri tapi kamu udah tak anggap saudara. Yang namanya saudara itu selalu mendukung setiap apa yang yang dilakukan saudaranya dalam hal yang positif. Dan selalu ada disetiap saudaranya yang lain membutuhkan pertolongan.
Tante, om, pakdhe, budhe, simbah, adek sepupu….semua keluarga besar Suwardjo Suryo Admodjo (Purwodadi), Utuk Salman (Kalimantan) dan Marto (Solo) terima kasih.

Senin, 09 April 2012

tatoo



ini hasil karya dari agustus soegha prastiyo..heumm.. ni baru pertama kali..tapi lumayan bagus.. inisial "Y" dengan sayap sebelah. konsep yang keren dan berjiwa seni sekali. masih banyak karya2 yang lain..

Rabu, 04 April 2012

PEMANFAATAN UBI JALAR ( Ipomoea batatas L.) DALAM BENTUK MIE BASAH UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT KANKER

A. Judul
PEMANFAATAN UBI JALAR ( Ipomoea batatas L.) DALAM BENTUK MIE BASAH UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT KANKER

B. Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang terkenal dengan hasil cocok tanamnya. Karena indonesia mempunyai iklim tropis, sehingga tanahnya subur dan cocok digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Hampir seluruh penduduk Indonesia bermata pencaharian dari hasil pertanian dan perkebunan. Dengan demikian, pemerintah berusaha untuk mengembangkan serta meningkatkan hasil – hasil pertanian dan perkebunan.
Pangan merupakan kebutuhan yang paling essensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya. Pangan sebagai sumber zat gizi ( karbuhidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air) menjadi landasan utama manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Melalui penganekaragaman pangan, dapat dipenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh manusia.
Penganekaragaman bahan pangan sudah dikenal banyak masyarakat untuk meningkatkan dan mempertahankan status gizi. Usaha penganekaragaman pangan dapat dilakukan dengan mencari bahan pangan baru atau bahan dari pangan yang sudah ada dan dikembangkan menjadi bahan pangan yang beranekaragam dengan harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat.
Umbi - umbian merupakan komoditas pertanian yang tersebar luas di Indonesia. Umbi- umbian merupakan salah satu sumber utama karbohidrat. Umbi addalah akar tanaman yang telah termodifikasi menjadi organ penyimpan cadangan makanan. Contoh umbi- umbian adalah ketela rambat, singkong dan kentang (Desrosier, 1988).
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan palawija penghasil karbohidrat terpenting setelah jagung dan ubi kayu. Komoditas ini juga mengandung vitamin A dan C. Selain untuk pangan, ubi jalar digunakan pula untuk pakan dan bahan baku industri. Dikaitkan dengan keragaman kegunaannyamaka ubi jalar berperanpenting dalam pengembangan diversifikasi pangan dan agribisnis.

Ubi jalar kaya akan kalori atau energi, juga mengandung nilai gizi dan komposisi yang lengkap. Kandungan gizi dalam 100 gram ubi jalar antara lain 136 kkal energi, 1,10 g protein, 0,40 g lemak, 32,30 g karbohidrat, 57 mg kalsium, 52 mg pospor, 900 mg vitami B1, 0,40 mg vitamin B2, 35 mg vitamin C. Keistimewaan ubi jalar dalam hal kandungan gizi terletak pada kandungan provitamin A (betakarotin) yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan bahan pangan lain seperti singkong., yaitu mencapai 900 SI/100 g. Kandungan yang tinggi ini, sangat baik untuk mengatasi dan mencegah penyakit akibat kekurangan vitamin A. Dibandingkan dengan tanman lain, ubi jalar juga memiliki kelebihan antara lain dapat bertahan hidup dalam iklim yang kurang baik, tidak memerlukan jennis atau tipe tanah tertentu, dan mempunyaiekoomi tinggi sepanjang tahun (Rukmana, 2001).
Pemanfaatan ubi jalar secara langsung barulah terbatas untuk makanan sehari – hari saja, seperti dalam bentuk manisan, ubi goreng. Ubi rebus, kolak dan sebagainya. Ubi jalar dapat digunakan untuk bahan baku industri makanan dan minuman., industri tekstil, industri kosmetik, dan industri lem (Suprapti, 2003).
Ubi jalar selain dimanfaatakan untuk bahan baku diatas, juga dapat diolah menjadi tepung. Tujuan pembuatan tepung antara lain meningkatkan daya guna dan nilai ekonomi ubi jalar, mengurangi pembusukan atau kerusakan selama penyimpanan, mempermudah pendistribusian dan penyimpanan (Marliyati, Sulaeman, Anwar, 1992). Salah satu produk olahan yang dapat dibuat dengan menggunakan tepung ubi jalar adalah mie basah.
Pembuatan mie basah dengan penambahan tepung ubi jalar dimaksudkan untuk meningkatkan nilai gizi produk tersebut., diantaranya betakaroten. Kandungan vitamin A dengan tanpa penambahan tepung ubi jalar berkisar 1800 SI. Angka tersebut belum mencukupi AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang dianjurkan yaitu 2000 SI. Penambahan tepung ubi jalar ini juga bertujuan agar dihasilkan mkie basah dengan ciri khas tersendiri (bentuk silinder kecil dengan penampakan cerah dan tekstur halus) dan rasanya enak.
Mie basah adalah produk makanan yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpapenambahan bahan lain dan proses pembuatannya tidak dikeringkan. Mie basah merupakan suatu produk pangan yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh penyajiannya yang sangat mudah, cepat dan harganyaterjangkau oleh masyarakat luas. Pada saat ini, jenis makanan ini selainpopuler dan banyak dikonsumsi juga bisa sebagai bahan makanan pokok pengganti beras, sebagai variasi lauk dan sebagai makanan selingan (Astawan, 2005).
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.
Bila tak terawat, kebanyakan kanker menyebabkan kematian; kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok tembakau dapat menyebabkan banyak kanker daripada faktor lingkungan lainnya.
Kanker memiliki beberapa ciri khas yang membedakan dari sel normal. Ciri khas sel kanker yang pertama adalah adanya sinyal pertumbuhan yang cukup dari sel itu sendiri. Sel normal memerlukan sinyal pertumbuhan dari luar, sedangkan sel kanker tidak. Sel kanker juga kurang peka terhadap sinyal penghambat pertumbuhan sehingga pertumbuhannya tidak terkendali. Ciri lainnya adalah sel ini dapat melakukan invasi dan metastasis, tidak terbatas replikasinya, dan dapat membentuk pembuluh darah (angiogenesis). Sel kanker juga dapat menghindari terjadinya apoptosis.
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker adalah hiperplasia, displasia, dan neoplasia. Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal dalam jaringan bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan. Displasia merupakan kondisi ketika sel berkembang tidak normal dan pada umumnya terlihat adanya perubahan pada nukleusnya. Pada tahapan ini ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan tidak ada ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi sel pada jaringan. Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak normal dan memiliki sifat inovasif.
Betakaroten mempunyai kemampuan sebagai antioksidan yang dapat berperan penting dalam menstabilkan radikal berinti karbon, sehingga mengurangi resiko terjadinya kanker. Salah satu keunikan sifat antioksidan betakaroten adalah efektif pada konsentrasi rendah oksigen, sehingga dapat melengkapi sifat antioksidan vitamin E yang efektif pada konsentrasi tinggi oksigen. Betakaroten juge dapat meningkatkan komunikasi antarsel di dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Buruknya komunikasi antarsel dapat menyebebkan kerja sel tidak saling bersinergis, sehingga berpotensi menimbulkan kanker. Kehadiran betakaroten dapat mempertahankan integritas antarsel dan mengurangi bahaya radikal bebas sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Dari uraian diatas maka peneliti akan mengajukan usulan penelitian yang berjudul “PEMANFAATAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) DALAM BENTUK ME BASAH UNTUK PENCEGAH PENYAKIT KANKER”.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana pemanfaatan ubi jalar dalam bentuk mie untuk pecegahan penyakit kanker?

D. Tujuan Penelitian
Memaparkan pemanfaatan ubi jalar dalam bentuk mie untuk pencegahan penyakit kanker.

E. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui pemanfaatan ubi jalar untuk pencegahan penyakit kanker.
2. Mengaplikasikan ubi jalar sebagai pencegah penyakit kanker dalam bentuk mie kepada masyarakat.
3. Menambah pengetahuan bagi penulis dan masyarakat.

F. Dasar Teori
1. Ubi Jalar
Menurut Juanda dan Cahyono (2000), tanaman ubi jalar dalam taksonomi tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Convovulales
Familia : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea batatas L.
Ubi jalar memiliki banyak nama daerah, antara lain huwi bolet (Sunda), telo rambat (Jawa), sweet potato (Inggris), dan shoyu (Jepang). Tanaman ubi jalar berasal dari Amerika bagian tengah, kemudian tersebar keberbagai negara di dunia, yang memiliki pertanian yang sudah cukup maju, termasuk Indonesia.
Ubi jalar sangat cocok dibudidayakan didaerah dataran rendah sampai ketinggian 500 m diatas permukaan laut, dengan suhu 21o – 27oC, kelembaban 50% - 60%, mendapat sinar matahari 11 – 12 jam/hari, serta curah hujan 750 – 1500 mm/th. Di dataran tinggi pegunungan dengan ketinggian mencapai 1000 m diatas permukaan laut, ubi jalar masih tumbuh dengan baik, namaun pencapaian umur panennya lebih lama. Tanaman ubi jalar akan tumbuh baik dan berproduksi optimal bila di tanam pada tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus dan ber pH 5.5 – 7,5 (Rukmana, 2001).
a. Jenis – jenis ubi jalar
Menurut Juanda dan Cahyono (2000), ubi jalar memiliki bermacam – macam varietas dan masing – masing memiliki sifat yang berbeda – beda, diantaranya:
1. Varietas Borobudur
Kulit ubi ini berwarna orange dan daging ubi berwarna orange, berbentuk lonjong dan rasanya manis. Kandungan protein dalam ubi 0.6%, kandungan betakaroten 12,26 mg per 100 gram bahan dan rendemen tepung 28%.
2. Varietas daya
Kulit ubi berwarna kuning dan daging ubi nerwarna orange. Ubi ini berbentuk agak bulat dan rasanya manis. Ubi jalar ini memiliki kandungan protein protein 8% dan kandungan betakaroten 279 mg per 100 gram bahan.
3. Varietas Prambanan
Ubi jalar ini memiliki kulit berwarna orange dan daging ubi berwarna orange. Ubinya berbentuk oval dan rasanaya manis gurih. Kandungan protein ubi 0, 64 %, kandungan betkaroten 614 mg per 1000 gram bahan, dan rendemen tepung 5,4%.
4. Varietas Kalasan
Kulit umbi berwarna coklat muda dan daging ubi berwarna orange muda atau kuning. Tekstur daging ubi agak masir dan rasanya agak manis.
5. Varietas Mendut
Ubi ini berwarna merah muda dan daging ubi berwarna jingga muda serta rasanya manis. Ubi berbentyk bulat panjang dan tekstur ubi kasar.
6. Varietas Genjah Rente
Kulit ubi berwarna merah, daging ubi berwarna orange. Permukaan ubi rata dan rasanya manis. Ubi jenis genjah rente kadar pati tepung 55,95%.
b. Nilai gizi ubi jalar
Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi. Kandungan karbohidrat menduduki peringkat 4 (empat) setelah padi, jagung dan ubi kayu. Ubi jalar juga merupakan sumber vitamin dan mineral sehingga cukup baik untuk memenuhi gizi dan kesehatan masyarakat. Pati merupakan bagian terbesar dari karbohidrat dalam ubi jalar dan amilopektin merupakan bagian terbesar dari pati ubi jalar. Kandungan vitamin ubi jalar antara lain provitamin A (betakaroten), vitamin C, thiamin, dan ribovlafin. Sedangkan mineral yang terkandung di dalam ubi jalar adalah zat besi, fosfor, kalsium, dan natrium. Kandungan gizi ubi jalar lainnya adalah protein, lemak, serat kasar, kalori dan abu (Juanda dan Cahyono, 2000).
Keistimewaan ubi jalar dalam hal kandungan gizi terletak pada kandungan provitamin A (betakaroten) yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman pangan lainnya. Kandungan betakaroten ubi jalar mencapai 7100 SI. Namun tidak semua varietas ubi jalar mengandung betakaroten tinggi, yaitu hanya terbatas pada ubi jalar yang warna daging ubinya berwarna putih memiliki kandungan betakaroten yang rendah (Rukmana, 2001). Adapunkandungan zat gizi ubi jalar secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Kandungan Zat Gizi Ubi Jalar setiap 100 gram
No Unsur Gizi Ubi Putih Ubi Merah Ubi kuning
1. Kalori (kal) 123,00 123,00 136,00
2. Protein (g) 1,80 1,80 1,10
3. Lemak (g) 0,70 0,70 0,40
4. Karbohidrat (g) 27,90 27,90 32,30
5. Kalsium (mg) 30,00 30,00 57,00
6. Fosfor (mg) 49,00 49,00 52,00
7. Zat besi (mg) 0,70 0,70 0,70
8. Natrium (mg) - - 5,00
9. Kalium (mg) - - 393,00
10. Niacin (mg) - - 0,60
11. Provitamin A (mg) 60,00 7.100,00 900,00
12. Vitamin B1 (mg) 0,90 0,90 900,00
13. Vitamin B2 (mg) - - 0.04
14. Vitamin C (mg) 22,00 22,00 35,00
15. Air (g) 68,50 68,50 -
16. Bagian daging (%) 86,00 86,00 -
Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI, 1981.
Menurut Said (1994), selain mengandung zat gizi, ubi jalar juga mengandung zat anti gizi yang dapat menurunkan cita rasa sehingga masyarakat banyak yang tidak menyukainya. Zat anti gizi tersebut adalah tripsin inhibitor. Zat ini dapat menghambat kerja tripsin dalam mengurangi penyerapan protein sehingga menyebabkan terganggunya pencernaan protein dalam usus. Akibatnya tingkat penyerapan protein dalam tubuh menurun yang ditunjukkan dengan timbulnya gejala mencret. Selain itu ubijalar juga mengandung senyawa – senyawa seperti furanotepen, koumarin, dan polifenol yang menimbulkan rasa pahit. Senyawa – senyawa tersebut terbentuk dalam jaringan karena adanya luka serangan hama. (Tsou, et.al, 1989 dalam Juanda dan Cahyono, 2000).
Ubi jalar sebenarnya memiliki rasa manis yang khas. Adapun rasa manis tersebut akan muncul dan tersa setelah dipanen dan disimpan beberapa hari sebelum kemudian diolah. Hal itudisebabkan karena selama penyimpanan akan terjadi perubahan karbohidrat menjadi glukosa. Berdasarkan jenis ubi jalarnya, perubahan tersebut ada yang terjadi sebesar 10% dari total karbohidrat yang terkandung di dalamnya, namun ada pula yang mencapai 25% (Suprapti, 2003).
Pengembangan produk ubi jalar segar, umumnya merupakan produk olahan, misalnya ubi rebus, ubi goreng, kolak, kripik, klepon, timus dan lain – lain. Pengembangan produk ubi jalar setengah jadi merupakan bentuk olahan ubi untuk bahan baku industri. Bentuk produksi ubi jalar setengah jadi merupakan bersifat kering, awet dan memiliki daya simpan yang lama, misalnya gaplek (irisan ubi kering), gula sukrosa, alkohol, aneka tepung, dan pati. Bentuk produksi ubi jalar setengah jadi ini dapat dikembangkan menjadi berbagai macam bentuk panganan yang produk olahannya dilakukan ditingkat industri (pabrik).
2. Mie basah
Menurut astawan (2005), mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar airnya dapat mencapai 52% sehingga daya tahan simpannya relatif singkat (40 jam pada suhu kamar). Di Indonesia, mie basah dikenal dengan mie kuning atau mie basah. Kandungan zat gizi mie basah dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Kandungan Gizi Mie Basah setiap 100 gram
Komposisi zat gizi jumlah
Energi 450 k gkal
Protein 12 g
Lemak 20 g
Karbohidrat 60 g
Vitamin A 1800 SI
Vitamin B 0,7 g
Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI, 1994.
Jenis mie ada 4 macam yaitu mie segar, mie basah, mie kering dan mie instan. Yang dimaksud dengan mie segar adalah mie yang tidak mengalami proses tamb ahan selama selama pemotongan. Mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Mie kering adalah mie segar yang telah dikeringkan sehingga kadar airnya mencapai 8% - 10%. Mie instan didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dengan tepung terigu atau tanpa penambahan bahan makanan lainyang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah masak atau diseduh dengan air mendidih (Astawan, 2005).
3. Tepung ubi jalar
Tepung ubi jalar merupakan tepung dari hasil olahan ubi jalar yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan mie basah.
Cara pembuatan tepung ubi jalar ada dua yaiu:
a. Menurut Marliyati, Sulaeman dan Anwar (1992).
Pertama dilakukan sortir terhadap ubi jalar yang akan digunakan yakni dipilih ubi jalar yang bebas dari kerusakan, memar ataupun yang berpenyakit. Selanjutnya dikupas secara manual dengan pisau stainless steel dan dicuci dengan air bersih. Tahap berikutnya ubi jalar diiris tipis – tipis 0,1 – 0,2 cm secara manual dengan menggunakan pisau dan direndam dalam larutan garam 2% selama satu jam. Irisan ubi jalar kemudian dikeringkan dengan panas matahari. Setelah kering digiling, kemudian diayak dengan ayakan 60 mesh.
b. Menurut Suprapti (2003)
Ubi jalar disortir dan dikupas secara manual dengan menggunakan pisau stainless steel kemudian dicuci dengan air bersih. Tahap berikutnya dilakukan dengan pemarutan. Setelah pemarutan selesai, selanjutnya dilakukan dengan pemerasan atau penyaringan. Proses penyaringannya menggunakan kain putih yang tenunannya tidak terlalu rapat, yang terbuat dari jenis kain yang kuat tidak mudah robek, seperti misalnya: Tetoron, Furing, atau sifon. Hasil dari penyaringsn itu berupa filtrat , lalu filtrat diendapkan selama kurang lebih 30 menit. Hasil endapan itu tidak dibuang, tetapi dicampur dengan pati.
Campuran bahan tersebut selanjutnya dilakukan pengeringan dengan panas matahari terikm slama kurang lebih 9 jam sampai tekstur menjadi keras dan pengeringannya merata, namu apabila ternyata hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka harus segera diatasi dengan cara disangrai atau dioven pada suhu yang sama dengan panas matahari (50o – 60oC). Selanjutnya dilakukan penggilingan dan pengayakan 80 mesh.
Dari proses pembuatan tepung ubi jalar tersebut masing – masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk pembuatan tepung ubi jalar yang mengalami proses pengirisan, proses pembuatannya sederhana namun waktu yang diperlukan relatif lama, selainitu rendeman tepung kurang lebih 25% bila dibandingkan dengan pembuatan tepung ubi jalar yang mengalami proses pemarutan , rendemen tepungnya kurang lebih 30%. Pembuatan tepung ubi jalar agak rumit tetapi membutuhkan waktu yang relatif singkat. Pembuatan tepung ubi jalar baik dengan proses pengirisan dan pemarutan mempunyai kelemahan yang sama yaitu tentang stabilitas provitamin A nya.

4. Provitamin A dan betakaroten
Vitamin dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Jenis vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Di dalam tubuh ada senyawa lain yang diubah menjadi vitamin A. Prekusor vitamin A yang paling penting adalah provitamin A atau betakaroten. Betakaroten terdapat pada pigmen tanaman yang berwarna kuning orange. Betakaroten larut dalam air dan juga larut dalam lemak. Sebagian betakaroten dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi vitamin A ( Gaman dan Sherington, 1994).
Penentuan kadar provitamin A dapat dilakukan dengan berbagai metode pengujian seperti kromatografi dan spektrofotometer. Metode kromatografi mempunyai prosedure kerja sngat rumit, mahal bahannya dan peralatannya komplek. Metode spektrofotometri mempunyai ketelitian yang tinggi, mudah pelaksanaanya dan bahannya mudah. Penentuan kadar provitamin A pada mie basah dengan metode spektrofotometri karena metode terse3but penggunaaanya lebih mudah jika dibandingkan dengan kromatografi. Juga ketelitiannya lebih akurat dengan spektrofotometri. Analisis provitamin A bertujuan untuk menguraikan suatu kesatuan bahan menjadi suatu kadar dan diukur absorbsi energi radiasi pada panjang gelombang tertentu.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang lainnya, kanker sekarang ini bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian. Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi terdiagnosa kanker. Pada pria dewasa di Amerika Serikat, kanker yang paling umum adalah kanker prostat (33% dari seluruh kasus kanker), kanker paru-paru (13%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker kandung kemih (7%), dan "cutaneous melanoma (5%). Sebagai penyebab kematian kanker paru-paru adalah yang paling umum (31%), diikuti oleh kanker prostat (10%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker pankreas (5%) dan leukemia (4%).Untuk dewasa wanita di Amerika Serikat, kanker payudara adalah kanker yang paling umum (32% dari seluruh kasus kanker), diikuti oleh kanker paru-paru (12%), kanker kolon dan rektum (11%), kanker endometrium (6%, uterus) dan limfoma non-Hodgkin (4%). Berdasarkan kasus kematian, kanker paru-paru paling umum (27% dari kematian kanker), diikuti oleh kanker payudara (15%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker indung telur (6%), dan kanker pankreas (6%).

G. Penelitian terdahulu
Menurut penelitian Farij (2006) dalam skripsinya yang bejudul “ Pengaruh Variasi Perbandingan Tepung Terigu dan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Pada Pembuatan Mie basah Terhadap Kadar Provitamin A, Sifat Organoleptik, dan Daya Terima” menyatakan bahwa kadar provitamin A pada mie basah dengan perbandingan tepung terigu dan tepung ubi jalar yaitu: pada perbandingan tepung terigu dan tepung ubi jalar 100%:0% adlah 342,12µg, perbandingan 90%;10% adalah 449,31µg, perbandingan 80%:20% adalah 473,12µg dan perbandingan 70%:30% sebesar 659,64µg.
Menurut penelitian Sri Sumarni (2008) dalam skripsinyayang berjudul “Perbedaan Jenis Susu (Susu kedelai dan Susu Sapi) Terhadap Kadar Protein, Kadar Karbohidrat Serta Daya Terima Es Krim Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)” menyatakan bahwa kandungan karbohidrat dan protein dalam susu kedelai dan susu sapi lebih meningkat pada daya terima es krim ubi jalar ungu.
Menurut penelitian Antarlina (1994) tepung komposit terigu plus tepung ubi jalar dengan komposisi 80:20 layak digunakan sebagai bahan baku produk panggang dan pembuatan mie. Dibandingkan campuran terigu plus tepung ubi kayu, campuran tersebut lebih lunak karena kandungan amilosanya yang tinggi. Pada produk panggang serta roti tawar, penggunaan tepung ubi jalar hanya dapat mengganti sebagian dari terigu, karena pada pembuatan roti tawar diperlukan adanya komponen gluten yang hanya terdapat pada tepung terigu, tidak ada pada tepung yang lain. Sedangkan pada pembuatan jenis-jenis makanan yang lain seperti mie, kue-kue basah dan biscuit, tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan baku keseluruhan.
Menurut penelitian Afri (2009), menyatakan bahwa peningkatan kualitas produk mie dengan menambahkan bahan-bahan makanan yang mengandung tinggi vitamin dengan menambahkan tepung ubi jalar sebagai sumber vitamin A telah berhasil dilakukan dan menunjukkan hasil yang baik, yaitu kandungan vitamin A dalam mie meningkat. Namun mie yang dihasilkan mempunyai cita rasa yang kurang berkenan di masyarakat karena sedikit manis. Dan mengembangkan penelitian serupa dengan menambahkan berbagai sayuran sebagai pengganti air dalam pembuatan adonan mie basah. Sayuran yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. wortel; 2. daun bayam; 3. daun katu; dan 4. kacang panjang.

H. Kerangka berpikir
Kanker merupakan penykit dalam yang berbahaya. Namun, penyakit tersebut dapat dicegah, salah satunya dengan mengkonsumsi betakaroten yang banyak terdapat pada sayuran, ubi jalar dan lain – lain. Ubi jalar yang mempunyai betakaroten yang lebih banyak dari ubi kayu ini dapat digunakan sebagai bahan mentah pembuatan mie basah sebagai variasi dari pengolahan ubi jalar.


















I. Metode Penelitian
1. Waktudantempatpenelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2010.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan, Program Studi Diploma III Gizi, Fakultas Ilmu Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta dan di Labratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatifyakni dengan meneliti kandungan betakaroten yang terdapat pada tepung ubi jalar (Ipomoea batatas L.) dalammie basah untuk pencegahan penyakit kanker.
2. Subyekpenelitian
Subyekpenelitian yang digunakandalampenelitianiniadalahubi jalar (Ipomoea batatas L.)
3. Obyekpenelitian
Obyekpenelitian yang digunakanadalahubi jalar (Ipomoea batatas L.) sebagai pencegah penyakit kanker.
4. Data dansumber data
4.1. Data
Hasil pengamatan dari pemanfaatan ubi jalar (Ipomoea batatas L.)terhadap pencegah kanker.
4.2. Sumber data
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) didalamnya terkandung betakaroten sabagai zat pencegah penyakit kanker.
5. Populasi dan Sampel
5.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 30 ubi jalar (Ipomoea batatas L.)
5.2. Sampel
Sampel yang digunakandalampenelitianiniadalah 10 buah ubi jalar (Ipomoea batatas L.)
6. Teknik Pengumpulan Data
6.1. MetodeEksperimen
Metodeeksperimendigunakanuntukmemperoleh data yaitudenganmelakukanpercobaanlangsungdengan mengolah ubi jalar (Ipomoea batatas L.) menjadi bentuk mie untuk pencegahan penyakit kanker.
6.2. MetodeObservasi
Metodeobservasidigunakanuntukmemperoleh data secaralangsungpadapercobaan dan penelitian.
6.3. MetodeStudiPustaka
Metodestudipustakamerupakanmetodebantudalammencarimateridanbuku-bukuatausumber yang dikutipsecaralangsungmaupuntidaklangsung.
6.4. MetodeDokumentasi
Metodepengumpulan data yang dilakukandenganmelihatketerangan yang telahdidokumentasikandanmengambildokumentasipenelitiandenganmenggunakankamera.
7. TekhnikAnalisis Data
Analisis data yang digunakandalampenelitianiniadalahanalisisvarian (ANAVA) satujaluruntukmengetahuipemanfaatan ubi jalar (Ipomoea batatas L.) dalam bentuk mie basah untuk pencegahan penyakit kanker.






















DAFTAR PUSTAKA

Afri hamidah. 2009. “Uji Kadar Vitamin A dan Organoleptik Mie Basah dengan Penambahan Berbagai Sayuran”. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Antarlina, S.S. 1994. Peningkatan kandungan protein tepung ubi jalar danpengaruhnya pada hasil produk. Dalam A.Winarto., Y. Widodo, S.S.

Antarlina, H.Pudjosantoso, dan Sumarno (eds). “Risalah SeminarPenerapan Teknologi Produksi dan Pascapanen Ubi Jalar MendukungAgroindustri”. Edisi khusus (3). Balai Penelitian Tanaman Pangan. Malang.

Astawan, M.2005.Membuat Mie dan Bihun. Penebar swadaya. Yogyakarta.
Astawan, M. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Desrosier, N.W.1987. Teknologi Pengawetan Pangan. UI press. Jakarta.
Farij mahmudah.2006.” Pengaruh Variasi Perbandingan Tepung Terigu dan Tepung Ubi Jalar Daya Terima”. Program D III Gizi Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Mnhammadiyah Surakara. Surakarta.
Gaman dan sherington.1994. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Fakultas Teknik Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Juanda dan cahyono. 2000. Ubi Jalar Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Kanisius: Yogyakarta.
Marliyati, SA, Sulaeman, A, dan Anwar, F.1992.Pengolahan Pangan Tingkat Rumah Tangga. Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nur Aini.2004. “Pengolahan Tepung Ubi Jalar dan Produk – produknya untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan”. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rukmana, R. 2001. Ubi Jalar Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.
Sri Sumarni.2008. “Perbedaan Jenis Susu (Susu Kedelai dan Susu Sapi) Terhadap Kadar Protein, Kadar Karbohidrat serta Daya Terima Es Krim Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)”. Program Studi D III Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Suprapti, L.2003. Tepung Ubi Jalar, Pembuatan, dan Pemanfaatannya. Kanisius. Yogyakarta.






























PEMANFAATAN UBI JALAR ( Ipomoea batatas L.) DALAM BENTUK MIE BASAH UNTUK PENCEGAHAN
PENYAKIT KANKER














Disusunoleh:
YULIA AYU SUZANA A.420080013







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010

Minggu, 25 Maret 2012